Kamis, 22 April 2010

SEJARAH MTs UMMUL QURO

A.   SEJARAH SINGKAT

1.       MTsN Filial Ngemplak

Lingkungan masyarakat dusun Babadan Baru terdukung dari berbagai aspek; letak geografis, ekonomi, dan agama Islam yang kuat. Dengan memperhatikan lingkungan tersebut dan didukung oleh segenap lapisan masyarakat yang memiliki wawasan / faham yang sebagain besar sama yaitu Ahlus Sunnah Wal Jama’ah serta kekompakan  masyarakat dalam mengamalkan  ajaran agama, maka para tokoh agama mampu memanfaatkan potensi masyarakat yang cukup meyakinkan tersebut. Terbukti pada Tahun Ajaran 1985/1986 berdirilah sebuah Madrasah Tsanawiyah Babadan Baru, dengan tokoh-tokoh pendirinya saat itu terdiri dari :

a.       Drs. H. Sholeh Harun (Ketua Yayasan Sultan Agung dan Kakanwil Depag Kalimantan Barat)

b.       Drs. Qomari Zaman (Kepala MTsN Tempel Sleman Yogyakarta)

c.       SA Saifuddin, BA (Ketua Syuriah MWC Depok, Guru Negeri / Tetap MI Sultan Agung)

d.       Drs. Sarodjo Dahlan (Ketua Ta’mir Masjid Sultan Agung dan Guru SMEAN Maguwoharjo, Depok)

Untuk mempimpin madrasah tersebut Yayasan menunjuk Bapak SA Saifuddin selaku Kepala Sekolahnya yang pertama. Sedangkan status sekolah masih swasta. Kemudian difikirkan untuk meningkatkan status madrasah tersebut, maka dicarikan sekolah induk. Akhirnya madrasah tersebut berlindung dibawah sekolahan induk MTsN Ngemplak, maka statusnya berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri Babadan Baru Filial (kelas jauh) Ngemplak Sleman Yogyakarta (dikepalai oleh Drs. Fadlil Yusuf). Setelah Madrasah tersebut berinduk ke Ngemplak pimpinannya dipercayakan kepada Drs. Qomari Zaman yang menjabat sampai 4 tahun. Selanjutnya untuk periode 1991 - 1993 dipercayakan kepada Bapak Drs. Sumiran.

            Kepercayaan masyarakat sekitar untuk menyekolahkan anaknya di MTsN Babadan Baru Filial Ngemplak dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Terlihat dari data jumlah siswa sebagai berikut :

no

tahun pelajaran

jenis kelamin

jumlah

Laki-Laki

Perempuan

1

1986/1987

20

12

32

2

1987/1988

38

41

79

3

1988/1989

58

54

112

4

1989/1990

77

78

155

5

1990/1991

72

88

160

6

1991/1992

88

101

189

7

1992/1993

 

 

 

 Perkembangan jumlah siswa yang ternyata dari tahun ke tahun makin banyak, sehingga lokal ruangan kelas yang ada tidak mampu menampung animo masyarakat. Pemerintah pusat memperhatikan perkembangan yang bagus ini akhirnya,  kemudian MTsN Babadan Baru Filial Ngemplak ini dinegerikan dengan dibuatkan gedung baru yang terletak di Jalan Kaliurang Km 8,5 dusun Dayu Sinduharjo Ngaglik Sleman, dengan Surat Keputusan dari  Menteri Agama nomor 244 tanggal 25 Oktober 1993 menjadi MTs Negeri Babadan Baru. Bulan April 1995,  semua perangkat dari guru, karyawan, siswa, sarana dan prasarana pindah ke lokasi yang baru. Gedung yang lama ditinggalkan dalam keadaan kosong.

           

2.       Pendirian MTs Ummul Quro

Penegrian dan penempatan ke sekolah dengan gedung yang baru, seharusnya merupakan saat pemberian penghargaan dan kepercayaan yang  tinggi dari pemerintah, pada kenyataannya, sesungguhnya saat itu adalah merupakan saat keterpurukan khususnya bagi guru-guru swasta (GTT). Karena mereka telah berjuang dengan jerih payah untuk pendirian sebuah madrasah dengan segala keperluannya bukanlah usaha yang mudah. Status kepegawaian mereka tidak diperhatikan.

            Beberapa tokoh yang senasib, dengan dimotori oleh Bapak Drs. Mujiyono mereka merangkak kembali untuk bangkit mengisi kembali sesuatu yang telah kosong, bertekad mau mendirikan kembali sebuah   madrasah.   Akhirnya Drs. Mujiyono,  Yuman Ahmad,  Drs. Sigit Sugandono dan  Riyadi; tanggal 3 Juni 1995 menghadap kepada Ketua Yayasan Sultan Agung (Drs. Sholeh Harun) menyampaikan tekadnya. Ketua Yayasan sangsi terhadap tekad mereka dengan melontarkan tantangan : ”Kamu mau mendirikan sekolah itu, modalmu apa?” masih ditambah lagi dengan : ”Sekolah itu memerlukan modal besar, tidak seperti mengadakan pengajian akbar, walaupun biayanya mencapai puluhan juta tapi tidak menuntut tanggung jawab” .

Tantangan itu dijawab oleh Bapak Drs. Mujiyono yang telah bertekad bulat dengan menjawab alasan mendirikan madrasah dengan 3 modal :

a.       Berjuang dengan segenap kesungguhan

b.       Kompak melaksanakan kesanggupan

c.       Ikhlas melaksanakannya dengan niat beribadah kepada Sang Kholik

Mendengar tekad yang sudah bulat itu, akhirnya keluarlah pernyataan persetujuan dari Bapak Ketua Yayasan Sultan Agung itu: ”Kalau begitu lakukan”.

            Seminggu kemudian diadakanlah rapat pendeklarasian pendirian sekolah baru yang diberi nama MTs Ummul Quro Sultan Agung, yang  dihadiri oleh :

a.       Pengurus harian Yayasan Sultan Agung

b.       Ta’mir Masjid Sultan Agung

c.       Tokoh masyarakat Babadan Baru

d.       Guru-guru (GTT)

Hasil keputusan rapat dibentuk Panitia Penerimaan Siswa Baru Tahun Pelajaran 1995/1996 dan Pengelola Madrasah MTs Ummul Quro. Momentum hari itu Ahad, 11 Juni 1995 ditetapkan sebagai tanggal pendirian Madrasah    Tsanawiyah   Ummul    Quro    Sultan    Agung     oleh             Drs. Mujiyono   dan    kawan-kawan    (sumber :  pelaku sejarah Drs. Mujiyono).

            Periodesasi pejabat Kepala MTs Ummul Quro secara berurutan sebagai berikut :

I.    Drs. Mujiyono                      : Tahun Pelajaran 1995/1996 – 1998/1999

II.   Muhammad Choiruddin, BA  : Tahun Pelajaran 1999/2000 – 2001/2002

III.  Yuman Ahmad, SPd            : Tahun Pelajaran 2003/2004 – 2003/2004

IV. Dra. Titik Sumarmah             : Tahun Pelajaran 2004/2005 - .................

 

B.   PERJALANAN MADRASAH

MTs Ummul Quro yang baru merangkak perjalanannya tidaklah mudah, guru yang mau mengajar adalah guru yang sadar betul bahwa mereka bekerja di sana bukan untuk mencari uang tapi yang punya tekad semata hanya untuk ibadah. Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di MTs yang baru, apalagi swasta, juga sangat berkurang karena tersedot ke sekolah negeri, bahkan pernah 1 kelas hanya berisi 4 siswa. Demi mewujudkan sebuah  visi, maka  mereka mencari, menjemput para bunga-bunga bangsa yang tidak sempat mengenyam pendidikan. Konsekwensinya lagi mereka harus menampung dan menanggung kebutuhan sehari-hari para siswa, tanpa bantuan pemerintah, tapi masyarakat sekitar dan para dermawan lainnya ternyata masih sangat peduli terhadap keberadaan madrasah. Untuk mengakomodir kebutuhan siswa akan tempat tinggal maka berdirilah Pondok Pesantren Sultan Agung dengan menempati ruang kelas yang masih kosong.

Beberapa lokal ruang kelas yang tidak terpakai diambil alih oleh Yayasan untuk pendirian TK Sultan Agung dan sebagian lagi untuk kepentingan Yayasan. Demikian juga tekad baja para perangkat madrasah kadang diuji dan bimbang mau terus atau tutup. Mereka ternyata memilih untuk tetap bertahan dengan segala kemungkinan dan kesabaran. Seiring dengan bertambahnya umur bangunan disana-sini mulai lapuk, atap bocor, dan sebetulnya harus diperbaiki namun apa daya.

Alhamdulillah, kesabaran  akhirnya membuahkan hasil. Sejak tahun 2005 dengan adanya subsidi BOS dari pemerintah, roda sekolahan mulai berjalan lancar. Demikian juga kiranya pemerintah telah memperhatikan madrasah swasta yang telah membantu program pemerintah ”Wajar 9 Tahun”. Bantuan-bantuan dana untuk peningkatan mutu dan rehabilitasi gedung yang diperuntukkan MTs Ummul Quro yaitu :

  1. Tahun 2007 : BOMM dari Pusat sebesar Rp. 60.000.000,-
  2. Tahun 2008 : bantuan dari BTN (Bank Tabungan Negara) sebesar Rp. 10.000.000,-
  3. Tahun 2008 : bantuan rehab gedung dari Kanwil Depag Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar  Rp. 50.000.000,-
  4. Tahun 2009 : bantuan rehab gedung dari Kanwil Depag Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar  Rp. 90.000.000,- (belum direalisir)
  5. Tahun 2009 : bantuan rehab gedung dari Dirjend Kantor Depag Jakarta sebesar Rp. 90.000.000,- (belum direalisir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar